Beberapa Masalah dalam Hubungan Keluarga
oleh Hanamae Keisha Faluffy (7A)
Keluarga adalah orang-orang yang mendampingi kita dari lahir. Namun, beberapa orang di dunia ini ada yang tidak dekat dengan keluarganya bahkan membenci keluarganya. Orang-orang yang tidak dekat dengan keluarganya biasanya tidak bercerita tentang masalah yang dialaminya. Mereka cenderung menyembunyikan masalah-masalah tersebut atau bercerita kepada teman terdekatnya. Kenapa? Ini karena biasanya ada masalah dalam keluarga. Jadi, mereka takut atas respons yang diberikan oleh anggota keluarganya.
Setiap keluarga pasti memiliki masalahnya masing-masing, misalnya masalah ekonomi, lingkungan keluarga yang toxic, hingga perselingkuhan. Mari kita bahas permasalahan keluarga satu per satu.
Masalah dalam keluarga tidak akan jauh dari hal ekonomi. Kebanyakan permasalahan dalam keluarga berasal dari uang. Sebagaimana KDRT yang terjadi karena keuangan yang tidak stabil dan tidak diurus dengan baik. Bisa saja karena pihak istri atau suami meminjam uang kepada rentenir atau yang lainnya. Karena hutang inilah yang menyebabkan adanya perdebatan atau kekerasan dalam rumah tangga.
Efek samping KDRT ini tidaklah sederhana. Efeknya bisa melukai mental. Selain itu, mental juga bisa mengalami guncangan. KDRT berefek bagi setiap orang, bahkan anak-anak yang melihatnya. Mereka bisa saja mendengarkan dari balik pintu, lalu berpikir apakah ayah atau ibu yang terkena KDRT perlu dibantu? atau mereka mungkin menangis diam-diam di kamarnya, mendengarkan orang tuanya berdebat. Hal itu bisa mengguncang mental sang anak.
Secara tidak langsung, orang tua akan bersikap dan bertindak selayaknya orang tuanya dulu mengurusnya. Jadi, saat orang tua diajar dengan keras oleh keluarganya, ia akan menerapkan hal yang sama terhadap anaknya. Padahal sebenarnya keadaan orang tua saat menjadi anak dan keadaan anaknya itu jauh berbeda. Bahkan kondisi mental masing-masing orang berbeda juga. Dengan situasi seperti ini, tanpa sadar terciptalah lingkungan keluarga yang toxic untuk sang anak.
Lingkungan toxic adalah penyebab utama anak tidak nyaman untuk berada di rumah atau bersama keluarganya. Hal seperti itu terjadi secara tidak sadar dan efek sampingnya sangat banyak untuk anak. Anak bisa saja akan mendidik keturunannya sama seperti apa yang dilakukan orang tua kepadanya. Jadi seperti sebuah prinsip yang turun-menurun. Oleh karena itu, dibutuhkan pendidikan parenting sebelum memiliki anak agar hal seperti itu tidak terjadi lagi.
Selingkuh adalah perilaku yang melanggar ketentuan hubungan dan merusak kepercayaan satu sama lain. Ada dua jenis perselingkuhan, yaitu perselingkuhan mental dan fisik. Selingkuh memiliki alasan atau motif tertentu, sebagian besar alasannya karena tidak puas atas sesuatu yang ada di hubungan tersebut. Jadi, pihak istri ataupun suami mencari kepuasan di luar hubungan, baik itu fisik atau emosional.
Akibat dari perselingkuhan, hubungan antar pasangan akan merenggang, hilangnya kepercayaan satu sama lain, perdebatan, kekerasan, hingga perceraian. Hal inilah yang merusak hubungan antar anggota keluarga. Banyak sekali kasus keluarga yang hancur akibat perselingkuhan, bahkan sampai bunuh diri. Agar hal seperti ini tidak terjadi, kita harus menjaga keharmonisan antar pasangan, dan tetaplah bersyukur dengan apa yang dimiliki sekarang.
Permasalahan dalam keluarga yang awalnya kecil jika dibiarkan akan makin membesar. Sebelum itu terjadi, sebaiknya bicarakan baik-baik agar hubungan antara anggota keluarga tetap terjalin dengan baik. Jangan sampai masalah dalam keluarga berdampak untuk anak-anak yang bahkan masih belum mengerti apa-apa. Semoga dengan adanya kekurangan dalam keluarga bisa membuat kita menjadi makin kompak dan memperbaiki diri sendiri.